7 Jenis Kanker yang Bisa Diperangi dengan Berolahraga


Jakarta, Diagnosis kanker dapat menjadi peristiwa yang mengejutkan, tetapi juga dapat dicegah. Bahkan, setengah dari total semua kematian akibat kanker dapat dihindari dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Salah satu senjata melawan kanker yang paling ampuh adalah olahraga. Karena berolahraga secara teratur dapat menjaga berat badan, meningkatkan tekanan darah, dan ketajaman mental. Olahraga juga dapat menghentikan beberapa jenis penyakit.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa latihan dan aktifitas fisik berkaitan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker payudara dan kanker usus besar.

“Tidak ada kata terlambat untuk memulai program kebugaran. Kabar baiknya, latihan fisik tidak masalah dimulai pada usia berapapun, maka Anda akan melihat manfaat dari latihan tersebut berapapun usia Anda,” kata Dr. Priscilla Furth, profesor onkologi di Georgetown University Medical Center seperti dilansir myhealthnewsdaily, Rabu (11/1/2012).

Berikut adalah tujuh kanker yang telah diteliti mampu dihentikan perkembangannya lewat berolahraga:

1. Kanker endometrium

Kanker enometrium adalah kanker yang muncul pada lapisan rahim. Penelitian oleh Yale School of Public Health menegaskan bahwa wanita yang berolahraga minimal 150 menit dalam seminggu memiliki risiko 34% lebih rendah terkena kanker endometrium dibanding wanita yang tidak berolahraga.

Para peneliti juga menemukan, wanita dengan indeks massa tubuh (IMT) di bawah 25 memiliki risiko 73% lebih rendah terserang kanker ini, dibandingkan dengan wanita yang tidak berolahraga dengan IMT di atas 25. Orang dengan IMT lebih dari 25 dianggap mengalami kelebihan berat badan.

2. Kanker kolorektal

Menurut sebuah penelitian yang dimuat British Medical Journal, orang yang menerapkan kebiasaan gaya hidup sehat, seperti berolahraga lebih dari 30 menit setiap hari, ternyata mampu menurunkan risiko kanker kolorektal.

Bahkan, 23% kanker kolorektal dapat dicegah pada peserta penelitian yang menerapkan gaya hidup sehat, menurut peneliti dari Institute of Cancer Epidemiology di Kopenhagen. Penelitian ini didasarkan pada survei terhadap 55.489 orang pria dan wanita berusia 50-64 tahun yang dipantau selama hampir sepuluh tahun.

3. Kanker prostat

Meskipun beberapa penelitian yang ada tidak cukup meyakinkan, beberapa temuan menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan penurunan risiko kanker prostat ganas.

Pria yang rutin berolahraga memiliki risiko kanker prostat lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak rutin berolahraga, demikian menurut penelitian tahun 2006 yang dimuat dalam International Journal of Cancer.

Sebuah penelitian tahun 2005 di Cina yang dimuat dalam European Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa olahraga dalam taraf sedang mampu melindungi tubuh dari kanker prostat.

“Latihan fisik tidak berfokus pada seberapa banyak yang dilakukan, tetapi seberapa intens melakukannya. Anda dapat melakukannya sambil berkebun, menggali, atau berjalan lambat untuk menaikkan denyut jantung,” kata Dr. Furth.

4. Kanker payudara

Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara dapat mengurangi risikonya dengan melakukan 20 menit aktivitas fisik minimal lima kali dalam seminggu dan diiiringi dengan mempertahankan gaya hidup sehat, demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Breast Cancer Research.

Bahkan, wanita yang telah menopause dan membiasakan diri berolahraga dalam taraf sedang hingga berat mengalami perubahan kadar hormon dan protein yang berimbas pada penurunan risiko kanker payudara, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Journal of Clinical Oncology.

Beberapa temuan menunjukkan bahwa memulai program latihan sejak masa remaja dapat menunda timbulnya kanker payudara pada wanita yang bermutasi dalam gen-nya.

5. Kanker paru-paru

Olahraga juga dapat mengurangi resiko kanker paru bagi perokok atau mantan perokok.

Peneliti dari Universitas Minnesota memberikan kuesioner kepada 36.929 orang wanita yang tidak terkena kanker di Iowa, dan memantau para peserta selama 16 tahun.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Cancer Epidemiology Biomarkers & Prevention tahun 2006 ini menemukan bahwa wanita yang banyak melakukan olahraga, lebih sedikit kemungkinannya terserang kanker paru-paru dibandingkan wanita yang jarang berolahraga.

Penelitian lain tahun 2003 yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa pria dan wanita yang melakukan olahraga dalam taraf sedang dan kuat mengalami penurunan kanker paru-paru, terutama orang yang memiliki indeks tubuh rendah atau menengah dan perokok.

6. Kanker ovarium

Meskipun masih diperlukan penelitian tambahan, beberapa bukti menunjukkan hubungan antara olahraga dan penurunan risiko kanker ovarium epitelial (kanker yang ditemukan dalam sel-sel permukaan ovarium).

Wanita yang terlibat dalam olahraga dengan intensitas tinggi paling banyak mengalami penurunan risiko kanker ovarium invasif dibandingkan dengan wanita yang tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Cancer Causes & Control.

Furth menyarankan kepada orang memulai program olahraga, agar sebaiknya memulainya pada intensitas rendah dan secara bertahap dinaikkan hingga tingkat sedang. Tujuannya adalah untuk melakukan latihan kardiovaskular yang benar-benar meningkatkan denyut jantung dan mengeluarkan keringat.

7. Kanker lambung

Orang yang melaporkan aktifitas fisik dalam taraf sedang memiliki penurunan risiko kanker lambung seebsar 50%, demikian menurut sebuah penelitian tahun 2008 yang dimuat dalam jurnal Cancer Epidemiology Biomarkers and Prevention.

Orang yang melakukan kegiatan fisik yang berat sepanjang hidupnya juga memiliki penurunan risiko kanker perut, menurut sebuah penelitian 2007 yang dimuat European Journal of Cancer.

Peneliti dari Cancer Care di Ontario, Kanada menemukan 20-40% risiko kanker perut berkurang pada orang yang melakukan olahraga berat lebih dari tiga kali seminggu, dibandingkan dengan orang yang berolahraga kurang dari sekali dalam sebulan.

 

Tinggalkan komentar